atu-batu nisan itu menunjukkan bahwa Kekristenan di Kazakhstan sudah ada di sepanjang jalur perdagangan antara negara-negara kawasan di Timur dengan Barat ratusan tahun yang lalu, dan bukannya dibawa oleh Gereja Ortodoks Rusia seperti yang dipercaya selama ini.
"Penemuan ini mendukung pemahaman Kazakhstan kuno sebagai pusat multikultural Timur dan Barat dengan Islam, Budha, dan Kristen hidup di antara para gembala lokal dan suku-suku nomaden," ujar Thomas Davis, anggota tim lapangan dan profesor arkeologi di Tandy Institute for Archeology at Southwestern Baptist Theological Seminary (SWBTS), Fort Worth, Texas, Amerika Serikat seperti dikutip christianitytoday, Senin (3/10/2016).
Para penginjil di Kazakhstan memuji penemuan SWBTS. "Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa saya tidak memiliki akar Kristen," ujar salah seorang Kristen kepada Tandy Institute.
Sementara itu, pendeta terkemuka di Kazakhstan yang menolak disebutkan namanya menyatakan bahwa penemuan sejumlah buah batu nisan Kristen di kota kuno di Ilyn Balik membuktikan bahwa kekristenan sudah lebih dulu hadir daripada Islam di Kazakhstan.
"Ini adalah pintu bagi terbukanya penginjilan dan membicarakan tentang Yesus," pungkasnya.
Sumber : christianitytoday.com; swbts.edu