Ternyata gerakan membunyikan lonceng gereja ini dimulai oleh gereja Evangelical Lutheran Parish fo Kallio di Helsinki, Finlandia pada 12 Oktober 2016 lalu. Mereka membunyikan lonceng gereja tersebut sebagai bentuk ungkapan duka dan juga protes atas banyaknya warga sipil yang tewas di Aleppo, Suriah karena konflik disana. Mereka menyerukan protes atas pemboman yang membabi buta dan dampak kerusakannya sangat menyedihkan.
Pada 16 Oktober lalu, ada 300 gereja dari berbagai negara yang mengikuti jejak gereja di Finlandia tersebut, dan setiap hari terus bertambah. Gereja Evangelical Finlandia membuat sebuah laman website bertajuk "Bells for Aleppo" (Lonceng untuk Allepo) dimana nama-nama gereja yang terlibat dalam gerakan ini terdaftar.
"Sekolah dan rumah sakit dibom di Aleppo. Bangunan yang dimaksudkan untuk melindungi, memelihara dan mempertahankan kehidupan sedang dihancurkan. Anak-anak kecil dibunuh, mereka yang paling membutuhkan perawatan dan perlindungan dari kita," demikian ungkap Dr.Teemu Laajasalo, vikaris dari gereja katolik Kallio Parish, Helsinki, Finlandia.
"Tapi masalah ini bukan hanya tentang mereka yang tewas," tambahnya. "Bahkan mereka yang hidup, mati di Aleppo - dalam ketakutan - sering kali tanpa air dan makanan, dan tidak ada perlindungan. Situasi ini secara politik sangat kompleks - tetapi secara moral sederhana. Membunuh anak-anak dan warga sipil adalah salah. Membiarkan orang-orang kelaparan yang adalah salah.
Bunyi bel yang terdengar di gereja di berbagai negara adalah sebuah peringatan dan seruan bahwa di Allepo sedang terjadi pembunuhan masal. Hal itu adalah bentuk penghormatan bagi warga sipil yang tewas di Suriah karena perang melawan ISIS. Gereja-gereja tersebut akan terus membunyikan bel hingga 24 Oktober 2016 nanti ketika Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com