Luar Negeri
Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya (Amsal 25:13)
Bila kita memperhatikan ayat tersebut, seakan-akan ayat tersebut mengajarkan akan hidup managemen yang baik antara tuan dan pekerja.
Setiap kita tentu tidak ingin menjadi seorang pekerja, kita ingin menjadi seorang tuan. Tapi sebuah kebenaran menyatakan bahwa ada orang yang ditetapkan menjadi seorang tuan dan ada pula orang yang ditetapkan menjadi seorang hamba.
Hamba atau tuan memiliki tanggung-jawab, hal dan kewajiban yang beda masing-masing namun dimata Allah berada pada posisi yang sama. Apa yang perlu dilakukan oleh seorang hamba ?
Seorang hamba adalah seorang yang membawa kesejukan yang menyegarkan bagi tuanya, dan bukan sebaliknya membuat keadaan yang panas dan menjengkelkan. Dalam hidup ini kita semua adalah hamba dan Yesus, Tuhan kita adalah tuan sebab Dia yang telah menebus hidup kita dan menyelamatkan kita dan Dialah pemilik dari Dunia ini.
Renungan dan Penerapan
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara ... supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir (1 Korintus 1:10)
Ini adalah nasehat rasul paulus kepada jemaat yang ada di Korintus yang pada saat itu mengalami perpecahan. Paulus menegaskan agar kita memiliki kesatuan hati yang digambarkan dengan kata seia.
Kata seia bisa disama-artikan dengan kata satu yang tidak bisa dilepaskan. Setia apa saja yang Paulus utarakan bagi jemaat yang ada di Korintus yaitu: Satu dalam perkataan-satu dalam kebersamaan dan satu dalam pemikiran.
Satu bukan berarti sama. Satu adalah keharmonisan dari berbagai macam perbedaan yang diharmoniskan dengan sebuah ikatan yaitu dalam Yesus kristus.
Mengapa bisa terjadi perpecahan ? karena jawabnya sangat mudah karena adalah ada anggapan saya yang paling benar diantara yang lain.