Hal ini terjadi menyusul peringatan dari Israel yang hanya akan memberikan ijin masuk hanya untuk mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Peringatan itu dibuat seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina sejak Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversialnya yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sejak hari itu, Israel memberlakukan pembatasan ketat terhadap orang-orang Gaza yang berkunjung ke Yerusalem.
Penutupan akses masuk ini bahkan membuat komunitas Kristen Gaza marah besar. Lebih dari seribu orang Kristen yang tinggal di Jalur Gaza mengaku kecewa dengan tindakan Israel.
Seorang pendeta dari Patriarkat Latin Yerusalem, Ibrahim Shomali ikut mendesak Israel untuk membuka akses bebas ke tempat-tempat suci. “Kita harus memiliki akses ke Tanah Suci, akses bebas ke tempat-tempat suci kita. Tentu saja, kami mengajukan permohonan, tapi dalam kenyataannya tidak boleh ada permohonan ijin untuk bisa mengunjungi rumahmu sendiri,” ucap Shomali.
Dia menambahkan, Israel dengan serius akan menutup setiap pos pemeriksaaan di pintu-pintu masuk Yerusalem. Hal ini terjadi sebagai efek dari pertanyaan kontroversial Trump.
Sumber : cbn.com/jawaban.com