Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum (Yesaya 42:3).
Dalam Perenungan kita, Allah mengajarkan mengenai sifat Allah yaitu kesetiaan. Kesetiaan terhadap hukum (Firman yang telah diucapkanya). Janji yang Tuhan firmankan yaitu Bulu yang patah tidak akan diputuskan. dan nyala api yang mulai redup pun tidak akan dipadamkan.
Pergumulan hidup seakan-akan membuat diri kita menjadi seperti bulu yang akan terkulai dan seperti api yang akan padam, pada saat bulu itu patah atau api itu padam maka dua-duanya tidak akan lagi berguna, namun Allah sanggup mengubah bulu yang patah-api yang padam untuk tetap bermanfaat.
Kesetiaan Allah berjalan sesuai dengan kehendak dan perintahnya. Allah selalu memberikan kepada kita jalan keluar sesuai dengan waktuNya. Sebagai umatnya hanya satu yang perlu kita lakukan yaitu setia menunggu Allah menunjukan kehendakNya.
Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan kamu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya (1 Tesalonika 2: 11,12)
Allah dan umatnya-gereja dan dombanya, bapa dan anaknya melambangkan sebuah hubungan yang dekat secara emosi dan hubungan secara relasi, demikian gambaran yang ingin dijelaskan oleh Paulus dalam tulisanya untuk jemaat di Tesalonika.
Hubungan yang sehat dan benar selalu memiliki tujuan bukan untuk satu pihak saja namun saling menguntungkan. Bukan saja menguntungkan namun juga membawa kita kepada sebuah pengenalan yang semakin dalam kepada Tuhan.
Dari perenungan kita, sangat jelas bahwa tujuan Allah-gereja bisa diibaratkan dengan seorang Bapa sedangkan umat dan jemaat bisa diumpamakan dengan anak. Dan sangat jelas pula bawa tujuan dari hubungan adalah menjadikan diri untuk menjalankan kehendakan Tuhan pada kemuliaanya. Ada dua cara yang dilakukan oleh Allah dan gerejanya yaitu dengan menasehati dan menguatkan kita.
Menguatkan dan menasehati adalah dua cara yang dilakukan oleh Allah dan Gerejanya.