Surat Pastoral

MDC Surabaya:SANG UTUSAN

Yesus, meskipun Dia adalah Anak Allah, memandang diri-Nya sebagai utusan yang membawa kabar baik, kelepasan dan kesembuhan. Kita juga adalah orang-orang yang diutus, dipercayai untuk menyampaikan kabar baik dan melakukan pekerjaan-Nya.

Allah adalah pemilik dan penanggungjawab atas segalanya. Jika membaca Lukas 4:22-30, kita juga melihat bahwa orang-orang Nazaret menolak Yesus. Ini menunjukkan batasan tanggung jawab kita adalah sekadar menjadi pembawa pesan. Mengenai hasilnya, semua adalah pekerjaan Allah.

ADA KEBUTUHAN

Sebagai Utusan Allah, Yesus membawa kabar baik kepada orang-orang miskin, tawanan, buta dan tertindas. Mereka adalah gambaran dari orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Alkitab mencatat: ke manapun Yesus pergi, berbondong-bondong orang mengikuti-Nya karena kehadiran Yesus memberikan pengharapan, kelepasan dan kesembuhan. Kita juga dipanggil untuk menjadi jawaban bagi dunia ini. Ada banyak orang di sekeliling kita yang membutuhkan pertolongan. Di mana Gereja selama ini? Tanpa sadar kita sudah menutup diri dan ekslusif dari dunia luar. Padahal kita dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia. Terang hanya bermanfaat di tempat gelap. Garam hanya berguna ketika melebur dengan masakan. Maka kitapun harus keluar dari zona nyaman dan mulai membuka hati kepada orang-orang di sekeliling kita. Yesus yang hidup dan berkuasa dalam hidup kita, hanya Dialah jawaban bagi semua kebutuhan manusia. Pernahkan Anda bertemu dengan orang yang membutuhkan pertolongan? Apa yang Anda lakukan?

ADA TANTANGAN

Di kota asal-Nya Nazaret, Yesus tidak melakukan mujizat karena mereka menolak Dia. Sementara di kota-kota lain ada banyak orang yang mengalami kelepasan, di Nazaret justru Yesus dihalau keluar kota dan mau dibunuh. Sejarah mencatat: dalam pemberitaan Injil selalu ada orang-orang yang merespon dengan baik dan percaya, namun banyak juga yang menolak. Bahkan tidak sedikit utusan Injil yang menjadi martir, dibunuh karena Injil. Kisah Para Rasul 8 mencatat tentang awal penganiayaan kepada murid-murid Kristus. Namun sampai saat ini tidak ada berita yang lebih penting, yang layak diperjuangkan dan terus diberitakan, dibandingkan dengan pemberitaan Injil. Justru di tempat di mana Injil ditolak, Tuhan akan melawat mereka. Injil adalah kekuatan Allah yang tidak bisa dibendung. Sebagaimana Tuhan sanggup merubah Saulus menjadi Paulus, Dia juga sanggup menyelamatkan setiap orang yang percaya. Kapan terakhir kali Anda memberitakan Injil? Pernahkah Anda ditolak karena memberitakan Injil? Bagaimana Anda menyikapinya?

ADA PENYERTAAN ALLAH

Lukas 4:18-19 - "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku …”

Matius 28:19-20 - Karena itu pergilah, … Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Ada jaminan penyertaan Allah bagi setiap orang yang diutus. Roh Tuhan (Roh Kudus) beserta kita ke manapun kita pergi. Dia meneguhkan dengan tanda-tanda ajaib dan mujizat. Karena itu jangan takut untuk memberitakan Injil. Pernahkan Anda berdoa untuk seseorang dan mujizat terjadi? Pernahkan Anda memberitakan Injil dan orang itu bertobat? Semua itu pekerjaan Roh Kudus yang senantiasa beserta kita. Tuhan memberkati

Penulis: Pdt. Agus Lianto

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC