Surat Pastoral

MDC Surabaya: Dasar Yang Teguh

“sebab itu beginilah frman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!” (Yesaya 28:16)

Selamat tahun baru! Tahun 2018 adalah tahun yang menantang dan penuh ketidakpastian. Mencermati apa yang telah kita lewati bersama di tahun kemarin, kondisi sekitar sepertinya akan terus mengalami pergolakan. Secara nasional tahun ini suhu politik akan makin hangat dengan pilkada di banyak daerah dan persiapan pilpres di tahun 2019. Secara internasional dunia sedang menghadapi berbagai isu sensitif, khususnya tentang wacana menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Tindakan ini benar-benar dapat mencetuskan konflik berskala internasional yang bisa merembet sampai ke negara kita.

Menghadapi ketidakpastian semacam ini, kita sebenarnya tidak perlu kuatir. Alkitab telah menubuatkan bahwa di akhir zaman semua akan digoncangkan, supaya nampak apa yang tidak tergoncangkan (Ibrani 12:27). Kita perlu memastikan bahwa kita memiliki dasar yang teguh dalam kehidupan, dimana di atas dasar itu tidak ada yang dapat menggoncangkan kehidupan kita. Alkitab mengatakan bahwa “…tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (1Korintus 3:11) Tapi kita perlu mengetahui bahwa hanya sekedar mengakui Yesus bukan berarti kita telah memiliki dasar yang teguh. Ada pengenalan lebih dalam yang diperlukan agar Yesus Kristus benar-benar menjadi dasar yang teguh bagi hidup kita.

Ayat bacaan dalam 2Tim 2:19 menyatakan bahwa Allah telah meletakkan dasar yang teguh dan dasar itu memiliki ‘meterai’. Meterai berbicara tentang pengesahan terhadap sesuatu. Adanya ‘meterai’ pada dasar yang diletakkan Allah berarti bahwa dasar itu benar-benar akan kuat menopang bangunan iman kita. Meterai itu adalah:

1. Tuhan yang mengenal kepunyaan-Nya “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya…"” (2Timotius 2:19a)

Banyak orang mengaku mengenal Tuhan, tapi sesungguhnya Tuhan tidak mengenal mereka (Matius 7:22-23). “Dikenal Tuhan” menunjuk kepada pengakuan Tuhan atas diri kita. Inilah yang membuat kita memiliki dasar yang teguh dan tidak tergoyahkan. Keyakinan bahwa Tuhan mengenal kita timbul dari hubungan yang benar-benar dijaga dan dibangun setiap hari. Selain itu kita harus memastikan bahwa kita benar-benar hidup sesuai dengan segala perintah dan frman-Nya. Jika Tuhan mengenal kita, maka Ia juga menjaga, memelihara dan memegang hidup kita dengan kuasa-Nya yang tidak terbatas. Keyakinan semacam inilah yang benar-benar tidak akan tergoncangkan oleh apapun yang terjadi.

2. Meninggalkan kejahatan “…dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."”(2Timotius 2:19b)

Dasar yang teguh hanya mungkin dibangun di atas kebenaran. Alkitab meminta kita untuk menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik (Roma 12:9). Hal ini sederhana, tapi sesungguhnya tidak mudah untuk dilakukan di tengah dunia yang gelap ini. Kita dituntut untuk berkompromi dalam banyak hal, khususnya saat kita bekerja mencari nafkah. Tuntutan tersebut seringkali diiringi dengan berbagai intimidasi jika kita mencoba untuk sungguhsungguh hidup benar. Dibutuhkan keberanian yang besar untuk memutuskan meninggalkan yang jahat dan melakukan kebenaran secara menyeluruh. Tapi justru hal inilah yang akan menumbuhkan iman dan menempatkan kita dalam posisi yang teguh di dalam Kristus.

Penulis : Pdt. Agus Lianto

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC