Surat Pastoral

Bermazmurlah

Jemaat yang terkasih, sepanjang bulan ini kita tidak hanya sekadar mempelajari tentang pujian dan penyembahan, tetapi lebih dari padanya kita dihantarkan masuk ke dalam gerbang pujian lewat nyanyian dan ucapan syukur. Yang dari padanya kita dapat berjumpa dengan Allah. Minggu ini kita akan semakin dalam memahami arti dalam pujian dan penyembahan yakni lewat seruan bermazmurlah!!!

Mazmur 103: 1-2; Mazmur 98:1-9; dan Mazmur 22:2-3

Bermazmur praktisnya membawa kita memasuki ruang kudus Allah, dimana kita mengalami kekaguman dan kemuliaan Allah dalam relasi secara langsung, hangat, intim dan secara jujur. “Pujilah Tuhan, hai jiwaku; pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlahlupakan segala kebaikan-Nya (Mazmur 103: 1-2).” Dengan bermazmur kita diajak untuk menyembah Tuhan. Tuhan dipuji dan disembah karena Ia terlebih dahulu telah melakukan sesuatu dalam kehidupan kita. Tuhan sudah menyelamatkan kita dari kesusahan yang kita alami. Ia juga telah menebus kita dari dosa dan pelanggaran kita. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa bermazmur adalah suatu ungkapan pujian keselamatan (Mazmur 98: 1-9). Inilah alasan mengapa kita harus bermazmur kepada Tuhan. Bermazmur membawa kita kepada suatu nyanyiandengan penuh pengucapan syukur kepada Allah. Saat kita ingin mengutarakan rasa terimakasih kita kepada Tuhan karena doa dan permohonan kita dijawab. Hal ini juga yang telah dicontohkan oleh Hana saat ia memohonkan belas kasihan dari Allah (1 Samuel 1: 11). Hana melakukan hal itu sebagai respon dari keluhan yang dijawab oleh Tuhan, ini bukan sebuah keterpaksaan, namun sebagai suatu pujian dan pengucapan syukur yang keluar dari mulut Hana.Dengan bermazmur kita juga dapat berkeluh kesah kepada Tuhan. “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku ? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseruseru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab,dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang” (Mazmur 22: 2-3).

Ini merupakan tangisan kesedihan saat kita tidak mempunyai tempat untuk menyatakan isi hati kita kecuali kepada Tuhan. Keluhan adalah bagian terpenting pada saat kita bermazmur. Pada saat kita berdoa, kita menyerahkan keluhan kita lewat cara bermazmur, dengan keyakinan bahwa Allah dapat mendengar keluh kesah kita “Sungguh Allah adalah penolongku;Tuhanlah yang menopang aku” (Mazmur 54:6).Dengan bermazmur sebenarnya kita sedang mengutarakan penyerahan total hidup kitya kepada kemurahan kasih Tuhan. Keyakinan akan kasih setia Tuhan yang besar dalam hidup kita itulah yang menjadi dasar kita menyanyikan nyanyian pujian dan mazmur. Kekaguman tersebut secara luar biasa dilukiskan lewat mazmur “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:2).

Jemaat yang dikasih Tuhan, kita diberikan kesempatan untuk menaikan pujian dan penyembahan kita kepada Tuhan dengan masing-masing ekspresi yang telah dianugrahkan kepada kita, melalui mazmurpujian dan pengagungan, mazmur pengucapan syukur, serta mazmur yang menyatakan keluh kesah. Itu semua adalah merupakan sarana yang diberikan kepada kita untuk mendekatkan diri kita, bahkan merasakan pelukan Allah yang indah saat kita berada di hadirat-Nya. Dengan bermazmur bukan hanya kebesaran Allah yang nyata, tetapi kasih yang menghangatkan itu yang dapat kita rasakan, bukan sesuatu yang hadir denganpaksaan, tetapi lahir dari hati yang penuh kerinduan berjumpa dengan Allah. Tuhan Yesus memberkati.

Penulis: Elsypurnama Adisuputra

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC