Surat Pastoral

FAITHFUL

Kesetiaan adalah sifat Allah yang seharusnya ada dalam kehidupan setiap orang percaya.

Manusia bisa saja kehilangan kesetiaan kepada Tuhan maupun kepada sesama, tetapi Allah tidak bisa memungkiri kesetiaan dalam diri-Nya. 2 Timotius 2:13 mengatakan: “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya”.

Kesetiaan bersifat dinamis dan tidak statis. Hamba yang diberikan dua talenta dan lima talenta dipuji sebagai hamba yang baik dan setia, karena melipatgandakan talentanya menjadi empat dan sepuluh talenta. Kesetiaan yang dinamis akan selalu disertai oleh tanggung jawab yang bertambah, seperti yang diterima oleh hamba yang melipatgandakan talentanya.

Matius 25:21 “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.

Kesetiaan juga bersifat kreatif. Ratapan 3:23 mengatakan bahwa kasih setia Tuhan selalu baru tiap pagi. Jika kita melihat cara Tuhan menolong manusia tidak pernah dengan cara yang sama, karena Dia adalah Allah yang kreatif dalam kesetiaan-Nya.

Kesetiaan Tuhan tidak terbatas dan akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar bagi kemuliaan-Nya.

Penulis: Tonny Swardi, SE. MA.

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC