Surat Pastoral

Kuasa Pujian

Ulangan 10:21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.

Mazmur 44-9 Karena Allah kami nyanyikan puji pujiansepanjang hari, dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya. Sela Mazmur 37:4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu

Di dalam Alkitab ada beberapa kisah yang menggambarkan tentang bagaimana Tuhan menyatakan kebesaran dan kehebatan-Nyadi saat umat Tuhan menyanyikan puji-pujian, ada kisah mengenai kemenangan raja Yosafat, kisah mengenai Paulus dan Silas di penjara kota Filipi,kisah Daud dengan permainan kecapinya yang mampu mengusir roh jahat yang mengganggu Saul – I Samuel 16:23, dan kisah Elisa dengan pemain kecapinya yang membuat raja Israel dan raja Yehuda tertolong – 2 Raja-raja 3:15.

Setiap kisah memiliki latar belakangnya sendiri, tetapi di dalam setiap kisah kita bisa menemukan satu kesamaan yaitu puji-pujian selalu menghadirkan kuasa Tuhan di dalam hidup orang yang melakukannya. Firman Tuhan yang menyatakan bahwa “Tuhan bersemayam di atas puji-pujian orang Israel-(umat-Nya)” menjadi kalimat kuncinya. Puji-pujian menjadi penuh kuasa karena Tuhan bersemayam di antara umat yang memuji-Nya, dan dari kebenaran ini juga kita menjadi tahu betapa Tuhan sangat senang dengan puji-pujian yang dinaikkan oleh umat-Nya.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah-kisah ini, jika sebagai orang percaya kita ingin mengalami kuasa Tuhan melalui puji-pujian, antara lain:

1. Nyanyikanlah puji-pujian bagi Tuhan karena kita percaya bahwa Tuhan ada dan Dia berkuasa atas hidup kita. Bagaimana Tuhan mengerjakan mujizatdan kapan Dia akan melakukan-Nya adalah hal yang tidak dapat kita mengerti. Namun jika kita membaca tentang kehidupan Yesus di dalam keempat Injil, maka kita bisa melihat satu pola yang sama yaitu iman selalu menggerakkan Tuhan Yesus untuk menyatakan kuasa-Nya, dan memuji adalah salah satu bentuk tindakan iman, karena kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang pernah bekerja – sedang bekerja – dan yang akan terus bekerja di dalam hidup kita.

2. Berilah pujian kita kepada Tuhan, karena kita mengasihi-Nya. Puji-pujian yang dinaikkan Paulus dan Silas di penjara kota Filipi, mazmur-mazmur yang dikarang oleh Daud dengan kecapinya merupakan sebuah bentuk dari pernyataan kasih mereka kepada Tuhan. Kasih mereka kepada Tuhan menumbuhkan satu kerinduan di dalam hati, yaitu kerinduan untuk selalu dapat menyenangkan hati Tuhan.

3. Persembahkanlah pujian kita bagi Tuhan disetiap waktu dan setiap keadaan. Jika kita ingin mengalami kuasa Tuhan setiap hari, maka belajarlah untuk memuji-muji Tuhan di dalam segala situasi yang sedang kita alami. Puji-pujian yang kita naikkan, sama seperti korban yang dipersembahkan bagi Tuhan, dan kalau kita membaca di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, korban yang benar yang dipersembahkan bagi Tuhan selalu menyenangkan hati-Nya.

Puji-pujian bukanlah mantra yang segera dapat mengabulkan segala apa yang diinginkan oleh hati kita, namun melalui puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan, kita sedang memberi kesempatan bagi Tuhan untuk menyatakan kebesaran kuasaNya di dalam hidup kita dan atas setiap keadaan yang sedang terjadi di dalam kehidupan kita. Pujilah Tuhan dan alami kebesaran kuasa-Nya.■

Penulis: Cornelius Wattimena.

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC