Surat Pastoral

Berita Natal

Kelahiran Yesus Kristus diawali dengan masa diam selama 400 tahun (intertestamental) lamanya, dimana tidak ada wahyu Tuhan, tidak ada nabi yang menyuarakan perkataan dari Tuhan. Peristiwa imam Zakharia menjadi bisu sontak membuat orang-orang yang berkumpul menantikan sang imam pun menjadi kaget dengan keadaan tersebut.

Mereka mulai mengira-ngira bahwa telah terjadi sesuatu terhadap sang imam. Sebagian lagi mengetahui bahwa Zakharia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci (Lukas 1:22). Tentu suatu yang laur biasa bukan? 400 tahun berlalu dan tiba sekarang Zakharia mengawali perjumpaan dengan Tuhan. Bagi mereka adalah suatu hal yang luar biasa. Tidak sampai satu tahun berselang, pada penduduk di pegunungan Yudea dikejutkan oleh desas-desus yang beredar bahwa Tuhan telah menjadikan imam Zakharia sebagai nabi yang menubuatkan perkara –perkara yang akan datang (Lukas 1:67).

Kabar yang sangat mengejutkan lagi datang dari malaikat Gabriel kepada seorang perawan muda bernama Maria dengan berita “Jangan takut...” (Lukas 1:30) Kepada Yusuf berita yang sama dikatakan “Janganlah engkau takut” (Matius 1:20). Tak berselang lama berita dari para gembala, mengenai malaikat- malaikat yang telah menampakkan diri kepada mereka (Lukas 2:8, 20) dengan seuran “Jangan takut, ...” (Lukas 2:10) pun diulang kembali. Demikian kita melihat bahwa berita sukacita kadang menjadi berita yang menggemparkan, tetapi disertai dengan berita “Jangan Takut.” Gembala dikatakan merupakan suatu kelompok yang terendah di kalangan masyarakat Yahudi. Mereka bahkan nyaris disamakan seperti budak. Mereka tidak lebih dari barang, bukan sebagai seorang yang memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu untuk tuannya. Setelah mendengar berita tentang kelahiran Yesus yang diawali dengan suara “jangan takut” mereka “cepat-cepat berangkat” (Lukas 2:16). Kegembiraan mereka meluap hingga melupakan bahwa mereka sebenarnya adalah kelompok yang tidak diperhitungkan, namun peristiwa natal memperlihatkan pada kita bahwa Yesus datang menjumpai kelompok gembala dan bahkan memperhitungkan mereka dalam berita sukacita tersebut.

Kelahiran adalah awal kehidupan, kehidupan sebagai manusia seutuhnya. Ketika suara malaikat menyerukan bahwa Ia (Jurselamat) telah lahir, hendak menyatakan kepada kita bahwa Allah yang tak terbatas, menjadi manusia yang terbatas. Ia tidak hadir dalam kemuliaan ilahi-Nya, melainkan merendahkan diri sebagai manusia yang hina (Filipi 2:6-8). Allah menjadi manusia adalah sebuah pertentangan sepanjang masa hingga saat ini, bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Banyak orang yang hingga hari ini menolak peristiwa Allah menjadi manusia dalam pribadi Yesus Kristus. Kita yang diberi anugerah untuk mengenal Dia, Sang uruselamat yang lahir bagi kita, jangan lagi bermegah karena keselamatan yang telah diberikan kepada kita. Keselamatan juga menjadi berita penting bagi orang lain, bahwa Yesus adalah cinta kasih Allah sendiri yang diberikan kepada kita manusia.

Menjelang perayaan natal yang semakin dekat ini, kita semakin diteguhkan bahwa kalau hari ini kita dapat bermegah dan bersukacita, itu telah dimulai dengan suatu peristiwa awal kehidupan yang menghidupkan kita, Ia telah lahir bagi kita sekalian. Natal tidak perlu dirayakan dengan kemewahan yang besar, natal dirayakan dengan sebuah sambutan “jangan takut” ya kita tidak lagi takut menghadapi hari yang ada di depan kita karena kita yakni bersama dengan Dia, kita lebih dari seorang pemenang. “Hari ini” mari kita sambut kelahirannya dengan sukacita yang besar, jangan menunda lagi. Tuhan Yesus memberkati.

Penulis: Elcy Purnama

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC