Surat Pastoral

MDC Surabaya : JIWA DITAMBAHKAN

Salah satu hal yang mengagumkan di gereja mula-mula adalah bagaimana Tuhan bekerja dan menambahkan jiwa-jiwa kepada jemaat.

Menjadi orang Kristen pada masa itu tidaklah mudah. Menyatakan diri sebagai pengikut Kristus sama artinya dengan menunjukkan perlawanan kepada masyarakat Yahudi dan pemerintah Romawi yang telah menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus. Bahkan sebutan “Kristen” pada mulanya dimaksudkan sebagai ejekan bagi para murid Kristus ini. Namun di tengah suasana yang tidak menguntungkan tersebut ternyata “…tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” (ayat 47). Tentu saja ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tapi Alkitab juga menjelaskan tentang gaya hidup yang dimiliki gereja mula-mula ini yang memudahkan pertambahan jiwa-jiwa ini.

1. Kesatuan dan Kemurahan Hati “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagibagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” (ayat 44-45) Kesatuan dan kemurahan hati adalah sebuah hal yang sangat menarik bagi semua orang. Di tengahtengah suasana yang penuh persaingan dan mementingkan diri sendiri, sebuah komunitas yang memiliki kesatuan dan kemurahan hati yang otentik adalah seperti sebuah mata air di padang gurun: menyegarkan dan membawa kehidupan. Tentu saja membangun hal ini tidaklah mudah dan memerlukan perjuangan untuk menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. CONTACT adalah sebuah komunitas yang sangat tepat untuk membangun hal ini.

2. Komunitas Penuh Sukacita “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. (ayat 46) Salah satu hal yang nampak jelas dari kehidupan gereja mula-mula adalah bagaimana mereka menikmati setiap momen di mana mereka bertemu dan bersekutu. Mereka bertemu dan mengadakan ibadah pujian di rumah masing-masing secara bergantian, makan bersama-sama dengan gembira sambil berbagi berkat rohani satu sama lain. Sebuah gaya hidup yang mungkin samasekali tidak spektakuler atau megah secara duniawi, tapi memberikan makna yang begitu kaya bagi orang yang terlibat di dalamnya. Di dalam komunitas seperti ini setiap orang diterima, dikasihi dan dibangun dengan cara yang terbaik.

3. Disukai Semua Orang “Dan mereka disukai semua orang…” (ayat 47) Ini adalah tolok ukur yang mungkin terdengar “tidak rohani”, tapi justru menunjukkan apakah kerohanian dalam gereja sudah tepat sasaran. Kerohanian yang tidak tepat justru akan membuat orang menjauh dari kita karena kentalnya kemunafikan dan penghakiman. Terlepas dari bahaya dan ancaman dalam mengikut Kristus di masa itu, jemaat gereja mula-mula berhasil menampilkan sebuah gaya hidup yang disukai semua orang. Kasih yang tulus, perhatian yang tanpa pamrih, dan kebenaran sejati yang diajarkan, itulah daya tarik utama dari komunitas gereja mula-mula ini.

Terlepas dari karya Roh Kudus yang mutlak kita perlukan, sebagai orang percaya kita juga perlu dengan sengaja dan terarah membangun sebuah gaya hidup yang sesuai dengan gereja mula-mula untuk mewadahi kegerakan Roh Kudus ini. Hasil akhirnya adalah jiwa-jiwa baru yang terus ditambahkan Tuhan. Biarlah kegerakan ini terjadi dalam KESAN kita masing-masing. Tuhan memberkati.

Penulis: Agus Lianto

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC