Surat Pastoral

MDC Surabaya : Gereja yang di Tebus

Berbicara mengenai Gereja yang ditebus, tentu dalam benak kita akan bertanya ditebus dari apa? Melalui bacaan firman Tuhan di atas, kita akan memperoleh gambaran tentang masalah tersebut. paling tidak berbicara Gereja yang ditebus ada tiga hal penting yang dapat dibagikan:

Ayat Bacaan: 1 Petrus 1: 17-19

Gereja ditebus dari pengaruh dosa.

Ketika Allah menciptakan manusia, Ia sendiri berjumpa dengan manusia, berdialog bahkan tidak ada satu batasan yang membatasi manusia dengan Allah. Namun pada saat manusia jatuh dalam dosa (Kejadian 3) hubungan yang indah antara manusia dan Allah menjadi terputus. Itulah sebabnya Allah tidak lagi dapat ditemui oleh manusia. Seperti yang tercatat dalam Yesaya 59: 2 “Tetapi yang menjadi pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Dosa sangat mempengaruhi kehidupan kita. Tidak sampai di sana bahkan dosa mempengaruhi gaya hidup kita. Gaya hidup yang bagaimana yang dipengaruhi oleh dosa? Yang di pengaruhi oleh dosa adalah kehidupan kita menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Kehidupan yang tidak bermakna tersebut diwujudkan dengan cara kita menghabiskan banyak waktu tanpa memikirkan kehidupan yang memiliki kualitas kekekalan, dan hal tersebut kita warisi dari nenek moyang kita (1 Petrus 1:18). Contoh konkret yang dapat kita temui yakni, seseorang mencari jodoh atau pasangan hidupnya, seringkali melihat gaya hidup dari orang tuanya, bukan?

Tuhan menebus kita dari gaya hidup yang sia-sia

Jika kita mengetahui bahwa Tuhan memberikan suatu kehidupan yang bermakna bagi kita, yakni kehidupan yang memiliki nilai kekekalan untuk memuliakan nama Tuhan, tentu cara kita menghidupi kehidupan ini akan berubah. Penebusan Kristus membuat kita sedemikian rupa, sehingga gaya kehidupan kita dapat berubah, dan berbeda dari kehidupan kita yang sia-sia. Inilah gaya hidup Kerajaan Allah. Dan hal inilah yang Yesus kerjakan untuk memperbaharui kehidupan kita.

Dalam kehidupan berjemaat kita dapat menemukan bahwa, jika kehidupan kita benar-benar hidup dalam Kristus, tentunya corak kehidupan orang lain tidak akan memperngaruhi kita. Contohnya ketika orang di sekeliling kita menghabiskan banyak waktu untuk hal yang sia-sia, apakah kita juga akan melakukan hal yang sama? Tentu jawaban kita menentukan seberapa kita menyadari penebusan Tuhan dalam kehidupan kita. Jawabannya tentu tidak! Karena kita menyadari bahwa “Ia menebus kita dengan darah yang mahal” (1 Petrus 1:19).

Gaya hidup yang bermakna Harus dipertahankan

Sebagai orang percaya, kita harus menutup segala cela agar kita tidak kembali kepada gaya hidup yang lama. Ketertarikan kita kepada kehidupan yang lama tidak bisa tidak, sedikitnya mempengaruhi kehidupan kita. Itulah sebabnya rasul Paulus menasehati akan hal tersebut bahwa “Jangan kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.”(1 Korintus 15: 33). Kita tentu menyadari bahwa kehidupan yang bermakna perlu diisi dengan firman Tuhan, karena firman Tuhan lah yang mampu mengubah kehidupan kita (2Timotius 3:16). Dengan jalan demikian iman kepada Tuhan Yesus akan semakin bertumbuh. Karena, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17)

Sehingga Gereja yang ditebus bukan sekadar selogan bagi kita orang percaya, tetapi lebih dari pada nya kita dapat menikmati kehidupan yang diubahkan, dan hidup dalam kemenangan bersama dengan Kristus Yesus Tuhan kita setiap hari. Amin

Penulis:Yose Ferlianto

Share This Post:
 
Sinode Gereja Kristen
Perjanjian Baru
  • Address:
    MDC Hall, Wisma 76 Lt. 26
    Jl. S. Parman Kav. 76 Slipi
    Jakarta Barat 11410
  • Phone: (+6221) 53690033
  • Fax: (+6221) 53690055
 
 
© 2016. «GKPB MDC