Matius 4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai.
Dalam pengalaman pengembalaan dan melihat kenyataan hidup, saya menemukan bahwa ada orang yang mendapatkan ujian berat maka hasilnya pun berat, demikian sebaliknya kalau ujianya tidak terlalu berat maka hasilnya pun akan ringan.
Apapun dan siapapun, ujian pasti kita alami. Ujian menandakan kita akan naik ke step yang lebih tinggi. Step bukan hanya untuk naik pangkat, untuk naik kelas tapi juga bisa berarti ujian untuk membersihkan hati kita.
Membersihkan dari apa ?
Tuhan Yesus memberikan teladan. Dia pun mengalami ujian. Dia memberikan contoh dari ujian kesombongan dan keangkuan hidup. Meskipun Dia memiliki apa pun tak satu pun Dia tonjolkan, hingga sampai di kayu salib pun Dia tidak menunjukan kesombongan dan keakuan-Nya.
Markus 10:17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?
Siapa yang tidak menginginkan keberhasilan? setiap manusia selalu memimpikan keberhasilan. Kalau kita lihat ciri dari anak muda yang datang kepada Yesus, maka kita akan menemukan ciri dari keberhasilan. Pemuda ini kaya - pemuda ini orang yang religius, pemuda ini masih energi. Ini adalah ciri dari orang yang mengalami keberhasilan.
Dunia memandang keberhasilan dari apa yang dimiliki, tapi beda dengan Allah. Keberhasilan menurut Allah bukan memiliki tetapi melepaskan. Melepaskan apa yang dimiliki dan mengikuti Dia. Jangan salah artikan, bila hidup miskin dan tak memiliki apapun, belum tentu hidupnya tidak sombong. Inti dari kisah tersebut adalah maukah kita melepaskan segala sesuatu, dan mefokuskan diri kepada Allah.
Melepaskan artinya hanya hidup mengandalkan Tuhan, mengikuti perintahNya dan hidup dalam FirmanNya ini hidup yang berhasil menurut Alkitab.